Selasa, 27 September 2016

Jangan panik menghadapi Pre-eclampsia dan Ctev

  Saya ingin berbagi kisah saya dengan pembaca,semoga bisa bermanfaat terutama bagi yang mengalami seperti istri dan anak saya.
  Sebelum Idul adha kemarin,saya mengantar istri yang sudah hamil tua ke kampung.Karena berencana melahirkan di kampung...selama di Jakarta,kondisi istri dan janin selalu sehat di lihat dr kontrol bidan setiap bulan.Sehingga saya optimis semua baik2 saja.
  Ketika hari selasa tgl 13-09,saya sudah pesan tiket untuk kembali ke jakarta,karena perkiraan peesalinan masih sekitar 3 minggu lagi.Sebelum kembali ke jakarta,saya anter istri pergi ke bidan untuk kontrol biar yakin kondisi istri dan janin.....
Tak pernah saya sangka sebelumnya,ternyata tekanan darah istri melonjak...saya masih berusaha tenang(saya masih mengira,mungkin karena capek dan makanan).Untuk memastikan kondisi istri saya,ibu Danar(bidan tempat konsul istri) menyarankan untuk tes protein urine ke lab. RS Amal sehat Slogohimo.Dengan perasaan saya buat setenang mungkin,saya beserta istri langsung ke Lab. sambil meng-cancel tiket saya.
  Setelah sedikit tanya ini-itu di RS Amal sehat akhirnya kami pun menuju ke ruangan Lab....setelah hasil lab keluar,kami coba baca isinya tapi sama sekali ngk faham( he he he). Hasil lab tersebut kami bawa kembali ke tempat praktek Ibu Danar di Semen. Setelah sampai dan di analisa bu bidan....kami agak sedikit menahan nafas,karena diagnosa awal istri terkena pre-eclampsia....karena awam dengan kata2 itu bu bidan menjelaskan panjang dan lebar....dan setelah diskusi beberapa saat, bu Danar merujuk istri ke rumah sakit besar,dia tanya ke kami pengen ke Rs Amal sehat,Wonogiri,atau Ponorogo.Kami memutuskan ke Ponorogo karena beberapa yg kami dengar dari teman2 dan tetangga pelayanan RS di Ponorogo jauh lebih baik dari RS di Wonogiri(bukan bermaksud membandingkan tp kami pasien ber hak memilih mana yg lebih baik).
Dengan tenang bu bidan menyarankan kami untuk diskusi dengan keluarga terlebih dahulu...kami akhirnya pulang,dengan hati yg was-was.
  Setelah berunding dengan keluarga,esoknya(Rabu) kami berangkat ke Ponorogo dengan tujuan Rs.Darmayu,yang terlebih dahulu minta surat rujukan ke bu Danar.
Setelah sampai di Ponorogo istri saya langsung di antar P.Satpam ke ruang bersalin,krn kami masih blm tahu di sebelah mana ruangan tsb.
Setelah bidan baca surat rujukan dr bu Danar,istri langsung di tangani dengan tujuan menurunkan tekanan darahnya,yang sebelumnya bidan tsb berkonsultasi dengan dokter lewat tlp(krn dokter kebetulan tidak berada di tempat).
  Namun setelah 24 jam tekanan darah istri tak kunjung juga turun...saya berkonsultasi dengan bidan yg merawat istri....yang akhirnya anak saya harus di caesar agar kondisi istri tidak memburuk.
  Kamis sore sekitar jam 15.30 istri masuk kamar bedah,dengan perasan ngk karuan sambil terus berdoa semoga semua baik2 saja.Jam 16.15 anak saya sudah di bawa keluar dr ruang bedah....
jenis kelamin laki2 dengan berat 2,5 kg....
  Saya di ajak bidan mengikutinya sambil bertanya kondisi istri...dijawab "baik2 saja,tetep sadar sambil menunggu kondisi stabil di ruang icu.
  Dengan rasa bahagia dan jg kawatir dengan kondisi istri.saya mengikuti bidan yang bawa bayi saya ke ruang perawatan bayi...setelah di bersihkan,saya di minta untuk meng adzan i dan iqomah...setelah itu di periksa kondisi bayi saya.....semua baik2 saja (alhamdulillah dlm hati saya)
Tapi rasa was2 kembali muncul ketika bayi saya di periksa lebih lanjut,tulang kaki kanan bayi saya kurang sempurna dan dinyatakan diagnosa awal kelainan "ctev" dalam kondisi sedang cenderung ringan.
  Karena awam istilah tsb,saya bertanya ke bidan apa itu ctev,penyebab,dan penyembuhannya.Bidan pun menjelaskan dengan gamblang,tp dengan tenang bidan tsb berkata kepada saya, "bapak jangan terlalu panik,simpan dahulu informasi ini,biar di investigasi lebih lanjut penyenabnya.bila penyebabnya posisi didalam kandungan yg kurang bagus maka akan sembuh ketika bayi berumur 7-14 hari".
  Akhirnya dengan rasa was2 yang harus saya tutupi,saya menuju kembali ke ruang icu menunggu istri di pindahkan ke ruang perawatan.
  Hari minggu siang istri dan bayi sudah di bawa pulang...setelah sebelumnya berkonsultasi dengan dokter bedah(bpk.Arief) dan juga dokter anak....dokter Arief menyatakan kondisi istri saya dlm keadaan stabil dan baik,tinggal perawatan luka caesar saja.Tapi daokter anak mengharuskan bayi kami kontrol kembali 10 hr mendatang untuk memastikan apakah perlu terapi untuk kelainan ctev kaki kanan bayi saya atau tidak perlu terapi karena telah pulih secara alami...lagi2 saya harus menyimpan rasa was2 sebelum info ini saya kasih tahu ke istri( menunggu kondisi istri membaik).
  Setelah kondisi istri membaik saya sedikit cerita masalah ctev ini kepada istri...dan jg perawatan terapi bila nantinya diperlukan terapi. Alhamdulillah istri tidak shock mendengar kabar ini.Tapi saya tahu dia sedikit stress di tandai dengan ASI yg tak kunjung keluar.
  Hari hari yg kami nantikan tiba juga "selasa 27 september".Bayi kami di bawa ke Ponorogo untuk di cek kembali.Saya sudah tidak bisa menemani karena harus segera ke jakarta....setelah rasa was2 yg udah mencapai level akut,akhirnya bayi kami tidak perlu terapi...tulang kaki yg tadinya tumbuh blm sempurna sudah kembali secara alami.....alhamdulillah...akhirnya Alloh lah yg membuat yg tidak mungkin menjadi kenyataan bila kita memohon kepada-Nya.
  Alhamdulillah Ya Alloh telah memberi kami keturunan yang baik.
Terima kasih kepada Bu Danar yang telah membantu kami mengetahui kelainan kehamilan istri saya.
Terima kasih kepada Dokter Arief beserta seluruh asisten
Terima kasih kepada RS Darmayu dan seluruh stafnya.
  Pelayanan kalian semua sangat memuaskan.
Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar